IndoPanda CEO - NTU EEE Interview
Beberapa bulan yang lalu, CEO IndoPanda, Hendri Zhang, diundang oleh Nanyang Technological University School of Electrical & Electronic Engineering (NTU EEE) untuk menghadiri Wawancara Alumni secara virtual. Pada wawancara virtual tersebut, CEO IndoPanda diminta untuk berbagi cerita mengenai berbagai pengalaman dan pandangan terhadap suatu permasalahan. Berikut hasil wawancara dari Hendri Zhang –CEO IndoPanda.
Halo semuanya! Nama saya Hendri Zhang, lulusan NTU EEE Singapura jurusan telekomunikasi tahun 2007. Saat ini, saya sedang menjalankan sebuah bisnis dalam bidang pendidikan, yaitu pendidikan Bahasa Mandarin di Singapura dan juga Indonesia.
“Bagaimana Anda mengalami fase transit dari seorang pekerja menjadi seorang pengusaha?”
Ya, dapat dinyatakan sebagai transit,
Setelah lulus kuliah, saya bekerja di SingTel Mobile sebagai “planning engineer”. Dapat dikatakan bahwa apa yang saya kerjakan ini sangat berhubungan dengan apa yang telah dipelajari selama 4 tahun perkuliahan.
Setelah itu, karena mendapat pengaruh dari EEE Club, menjadi panitia serta memimpin suatu klub, saya memperoleh keahlian dalam kepemimpinan serta menjadi termotivasi untuk membangun kewirausahaan sendiri. Terlebih lagi karena memiliki ketertarikan dalam pendidikan, ingin mendidik dan melatih anak-anak muda, sehingga saya memutuskan untuk beralih dari SingTel Mobile menjadi seorang pengusaha yang berhubungan dengan pendidikan.
Hal pertama yang dimulai yaitu dengan memberi pendidikan pada generasi muda dalam bidang kepemimpinan dan juga berbagai keahlian yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu, dengan mendidik anak-anak muda, saya juga telah belajar banyak hal baru dalam berbagai aspek. Tepatnya pada tahun 2016, saya menyadari bahwa salah satu alasan utama Bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling populer untuk dipelajari yaitu karena posisi ekonomi Amerika Serikat pada saat itu merupakan ekonomi nomor satu di dunia. Namun kita tahu bahwa dunia selalu berubah seiring berjalannya waktu. Mungkin suatu saat nanti Bahasa Mandarin akan menjadi sesuatu yang sangat dikejar-kejar oleh orang untuk dipelajari. Jadi, muncullah berbagai pertanyaan seperti “Mengapa saya tidak memulai sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan Bahasa Mandarin?”, “Bagaimana jika suatu saat ekonomi dunia berubah?” Ini merupakan alasan transitnya bisnis yang saya lakukan dari telekomunikasi menjadi bisnis pendidikan Bahasa Mandarin.
Apa yang membuat Anda tetap termotivasi dan tetap semangat untuk menjalani usaha?
Membangun suatu usaha tentu bukanlah hal yang mudah. Terkadang, saya juga mengalami kebingungan, kelelahan, serta ingin menyerah untuk terus melangkah maju. Namun, saya tahu bahwa apa yang saya lakukan ini adalah sesuatu yang benar. Saya tidak akan melupakan tujuan awal saya dalam membangun usaha ini. Dengan membangun usaha ini, saya dapat memberi dampak pada masyarakat dan dapat bekerja dengan rekan-rekan yang kooperatif.
Kemudian, saya juga membaca beberapa buku tentang pengembangan diri, dan mempelajari beberapa pengetahuan tambahan dari motivator-motivator terkenal.
Hingga saya menyadari beberapa pemikiran yang penting, yang dapat membuat saya terus melangkah maju dan mengabaikan perasaan untuk menyerah, misalnya mempelajari kebiasaan dari orang yang selalu produktif dan maju, “habit 2: begin with the end in mind”. Jadi setiap kali saya merasa lelah dan ingin menyerah, saya selalu kembali ke “begin with the end in mind”, mulai untuk mengosongkan pikiran dan kembali ke tujuan awal memilih jalan ini. Lalu, tinggal tidur satu malam dan bangun kembali dengan semangat yang penuh. Pemikiran atau kebiasaan ini telah mendorong saya selama bertahun-tahun, saya yakin dan percaya dengan istilah “orang harus memiliki impian, bagaimana jika suatu saat terwujud?” Oleh karena itu, kita harus memiliki impian.
Apakah Anda ada saran untuk mahasiswa yang akan mengalami transisi dari seorang pelajar menjadi seorang pekerja?
Sebagai seorang pemilik usaha/bisnis, saya pribadi memiliki beberapa anjuran untuk pelajar atau mahasiswa yang akan mengalami transisi dari pelajar menuju dunia pekerjaan. Yang pertama, kredensial diri merupakan sesuatu yang harus dibangun terlebih dahulu. Banyak yang mengatakan bahwa IPK atau GPA bukanlah sesuatu yang penting, tetapi menurut saya itu cukup penting, IPK atau GPA merupakan sesuatu yang akan dilihat terlebih dahulu oleh suatu perusahaan sebelum menuju ke tahap berikutnya. Walaupun pada dasarnya IPK atau GPA bukan segalanya, namun masih dapat menjadi suatu penentu yang sangat penting.
Yang kedua, kredensial yang dapat kita bangun yaitu pengalaman organisasi. Ketika suatu perusahaan merekrut seorang pekerja, hal pertama yang akan dilihat yaitu IPK atau GPA, setelah itu perusahaan akan melihat seberapa aktif orang yang akan direkrut. Jika dia merupakan personal yang cukup aktif di suatu organisasi, perusahaan akan melihat skill atau keterampilan yang dimiliki oleh orang tersebut, misalnya keahlian dalam kepemimpinan, keterampilan dalam desain. Soft skill tersebut merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan di dunia pekerjaan.
Selanjutnya, persiapan dalam suatu wawancara juga menjadi kunci yang penting dalam kesuksesan berkarir. Sebagai orang yang akan diwawancarai, ia harus mengerti dengan jelas tujuan atau alasan utama ia mendaftarkan diri ke suatu perusahaan. Kemudian, ia juga harus memahami peran apa yang dapat diterapkan di perusahaan tersebut. Suatu perusahaan akan tahu dengan jelas apakah orang yang mendaftarkan diri tersebut layak atau tidak, berdasarkan kedua persoalan ini. Perusahaan tentu tidak akan menerima pekerja yang tidak mengetahui apa tujuannya sendiri dan apa keterampilan yang dimiliki. Hanya mereka yang telah berusaha mencari tahu lebih dalam mengenai perusahaan yang sedang didaftarkan, mencari tahu peran dan keterampilan apa yang dapat mereka berikan pada perusahaan, serta mencari kekurangan dan potensi diri sendiri yang akan direkrut oleh suatu perusahaan.
Apakah Anda memiliki saran untuk mahasiswa mengenai keterampilan dan keahlian?
Menurut saya, keterampilan dalam berkomunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting. Saya sering bertemu dengan orang yang memiliki nilai IPK atau GPA yang tinggi, memiliki banyak pengalaman berorganisasi dan berbagai prestasi yang baik, namun ketika menghadapi wawancara, kebanyakan dari mereka tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Alhasil kesan terhadap pendaftar tersebut akan menjadi berubah.
Selain itu, suatu perusahaan biasanya juga tertarik dengan orang yang proaktif dan kreatif. Misalnya, ketika suatu perusahaan terlambat memberikan jadwal meeting zoom, mereka akan datang dan memastikan jadwal meeting yang telah dijanjikan, konfirmasi kapan meeting akan dimulai, dan memastikan apa saja yang perlu disiapkan. Orang-orang dengan sifat demikian biasanya akan lebih diperhatikan oleh suatu perusahaan, menunjukkan orang tersebut jauh lebih berusaha dan ada niat.
Leave A Comment